Peran Eceng Gondok di Perairan

 

sumber: Bapak2ID


    Eceng gondok termasuk famili Pontederiaceae,  hidup di daerah tropis dan subtropis. Eceng gondok digolongkan sebagai gulma perairan yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan berkembang biak secara cepat. Tempat tumbuh yang ideal bagi tanaman eceng gondok adalah perairan yang dangkal dan berair keruh, dengan suhu berkisar antara 28-30 C dan kondisi pH berkisar 4-12. Di perairan yang dalam dan berair jernih di dataran tinggi, tanaman ini sulit tumbuh. Eceng gondok mampu menghisap air dan menguapkanya ke udara melalui proses evaporasi. (Gerbano, 2005)

    Eceng gondok memiliki keunggulan dalam fotosintesis, penyediaan oksigen serta penyerapan sinar matahari. Pada bagian dinding  akar, batang dan daunnya memiliki lapisan yang sangat peka sehingga pada kedalaman  8 meter di bawah permukaan air masih mampu menyerap sinar matahari serta zat-zat yang larut di bawah permukaan air. Akar, batang, dan daunnya  memiliki kantung-kantung udara sehingga mampu mengapung di air. Keunggulan lain dari eceng gondok adalah dapat menyerap senyawa nitrogen dan fosfor dari air yang tercemar, berpotensi untuk digunakan sebagai komponen utama pembersih air limbah dari berbagai industri dan rumah tangga. (Rantani, 2011)

    Minimnya kuantitas dan kualitas air bersih bisa disebabkan oleh pencemaran air baik dari aktivitas industri, aktivitas pertanian, aktivitas rumah tangga, aktivitas pertambangan yang akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Salah satu limbah organik terbesar yang menyebabkan pencemaran pada badan perairan yang berasal dari hasil aktivitas manusia ialah limbah cair detergen (Rochman, 2011).

   Penggunaan tumbuhan dan asosiasi mikroba untuk mengurangi konsentrasi atau mengurangi pengaruh meracun bahan tercemar pada lingkungan. Tumbuhan hijau yang memiliki kemampuan luar biasa menyerap bahan pencemaran dari lingkungan tumbuhnya dan menetralkan daya meracun bahan pencemar yang diserap melalui berbagai macam mekanisme (Handayanto, 2017). Tumbuhan yang digunakan salah satunya adalah eceng gondok.

    Eceng gondok juga termasuk tumbuhan yang memiliki toleransi tinggi terhadap logam berat karena mempunyai kemampuan membentuk fitokelatin dimana senyawa peptide yang dihasilkan oleh tanaman mampu mengkhelat logam dalam jumlah yang besar. (Setyowati, 2015).

    Kemampuan eceng gondok dalam menyerap pencemar disebabkan oleh akarnya yang bercabangcabang halus, yang digunakan oleh mikroorganisme sebagai tempat pertumbuhan. (Rorong J A., Edi S. 2010)

    Eceng Gondok memiliki kemampuan ganda untuk menyerap berbagai bahan organik dalam bentuk ion hasil pemecahan mikroorganisme dan juga membebaskan oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk proses oksidasi mikroorganisme pengurai. (Rukmi, 2013)

    Dampak negatif dari keberadaan tanaman eceng gondok yaitu, pendangkalan  dimana pendangkalan yang terjadi di perairan di sebabkan oleh pertumbuhan tanaman eceng gondok yang tak terkendali. Pendangkalan ini berimbas pada daya tampungan air yang apabila pada musim penghujan sering terjadi banjir, karena tidak dapat menampung air dalam jumlah banyak. (Ningsih, 2019)


Referensi

Gerbono, A. dan Siregar, A., 2005. Kerajinan Eceng Gondok. Kanisius. Yogyakarta.

Handayanto, E., Nuraini, Y., Muddarisna, N., Syam, N., & Fiqri, A. 2017. Fitoremediasi dan Phytomining Logam Berat Pencemar Tanah. Universitas Brawijaya Press.

Ningsih, W.Y at all. 2019. Persepsi Masyarakat Terhadap Tanaman Eceng Gondok Rawa Pening Di Desa Banyubiru Kabupaten Semarang. Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia

Rabtani, D.R. 2011. Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Untuk Menurunkan Kandungan COD. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Wahid Hasyim. Semarang

Rukmi, D.P., Ulyke., dan Pujiati, R.S. 2013. Efektifitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dalam Menurunkan Kadar Deterjen, BOD, dan COD pada Air Limbah Laundry (Study di Laundry X di Kelurahan Jember Kecamatan Patrang Kabupaten Jember). Ikesma. Vol. 9(1): 12- 19.

Rochman, F. 2011. Pembuatan Ipal Mini Untuk Limbah Deterjen Domestik. Jurnal Penelitian Media Eksakta.Vol. 8(2): 134–142.

Rorong J A., Edi S. 2010. Analisis Fitokimia Enceng Gondok (Eichhornia crasssipes) dan Efeknya sebagai Agen Photoreduksi Fe3+ . Chemistry Progress, 3 (1): 33 – 41

Setyowati, S., Nanik H.S., Erry W. 2015. Kandungan Logam Tembaga (Cu) dalam Eceng Gondok (Eichhornia crasipes) Perairan dan Sedimen Berdasarkan Tata Guna Lahan di Sekitar Sungai Banger Pekalongan. Bioma, 7 (1): ISSN 1410-8801


Penulis    : Nadiah Rohadatul A

Editor      : Humas KSEP

Comments

Popular posts from this blog

Kondisi & Pemanfaatan Perairan Gambut di Indonesia

Ikan Sapu-sapu si Perusak Sediment Sungai

Jenis-Jenis Tanaman Bioremediasi Air Limbah