Dampak Mikroplastik di Perairan dan Peran Bakteri

Sumber: SHUTTERSTOCK/Kateryna Kon

    

     Masalah pencemaran plastik dikawasan perairan semakin meresahkan di tingkat global. Setiap tahun, sekitar 300 juta ton plastik diproduksi, dan perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 150 juta ton plastik saat ini telah mencemari perairan laut di seluruh dunia. Bahkan, diperkirakan bahwa setiap tahun sekitar 1 hingga 2.5 juta ton plastik dibuang langsung ke dalam lautan (Tyllianakis dan Ferrini, 2021). Mikroplastik merupakan suatu partikel plastik dengan ukuran kurang dari 5 milimeter. Dimana mikroplastik salah satu masalah lingkungan yang berdapmpak pada perairan di seluruh dunia.

    Mikroplastik yang terdapat di dalam perairan laut memiliki potensi untuk menjadi sumber polusi yang membahayakan kelangsungan hidup makhluk laut karena ada kemungkinan mikroplastik tersebut akan tertelan oleh biota laut yang ada di dalam ekosistem tersebut. Selain itu, mikroplastik juga bahan pencemar yang berpotensi berbahaya mencemari lingkungan dan segala macam organisme didalamnya, baik yang bersifat anorganik maupun organik. Mikroplastik yang terdapat dalam tubuh hewan air dapat saja mengakumulasi ke dalam tubuh manusia saat manusia mengonsumsi hewan-hewan tersebut. Menurut Sutrisnawati dan Purwahita (2018), tingkat tertentu dari kandungan mikroplastik dalam tubuh manusia dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kanker.

    Berdasarkan situasi perairan yang terkontaminasi sampah mikroplastik tersebut, bahwa penumpukan mikroplastik di perairan laut dapat membahayakan kehidupan, sehingga dibutuhkan tindakan yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kandungan mikroplastik tersebut. Metode penanggulangan masalah mikroplastik diperairan yaitu dengan cara mikrobiologi yang dapat dinilai efektif karena tidak menimbulkan efek samping pada lingkungan dan tidak menghasilkan racun atau blooming. Metode mikrobiologi yang digunakan salah satunya menggunakan bakteri yang dapat menghasilkan enzim sebagai agen pendegradasi mikroplastik PET. Terdapat beberapa jenis bakteri yang memiliki kemampuan mendegradasi polimer mikroplastik sebagai berikut (Erlambang, et al, 2019) :
  1. Pseudomonas sp
  2. Ochrobactrum sp
  3. Brevibacillus sp
  4. Rhodococcus sp
  5. Bacillus sp
  6. Ideonella sakaiensis
  7. Escherichia coli 
    Bakteri-bakteri tersebut menghasilkan enzim yang disebut PETase yang membantu dalam pemecahan ikatan kimia plastik memungkinkan mikroplastik terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga membantu dalam proses biodegradasi plastik. Proses degradasi dimulai dengan polimer yang diubah menjadi monomer, yang kemudian mengalami mineralisasi. Selama proses degradasi, polimer kompleks plastik dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti monomer, dimer, dan oligomer. Ini terjadi berkat bantuan enzim depolimerase yang bekerja baik secara ekstraseluler maupun intraseluler. Hasil pemecahan senyawa ini dapat dengan mudah diserap oleh sel bakteri sebagai sumber energi dan karbon (Mohan dan Srivastava, 2014). Pada proses degradasi plastik oleh bakteri dapat dipengaruhi faktor-faktor kondisi lingkungan seperti substrat, pH, suhu, serta kelembapan yang disesuaikan dengan jenis mikroorganisme yang digunakan.

    Penggunaan bakteri pengurai mikroplastik dan penelitian lebih lanjut tentang metode biologis untuk mengatasi masalah mikroplastik adalah langkah penting dalam mengurangi dampak polusi plastik di perairan. Selain dalam mengatasi permasalahan mikroplastik di perairan perlu juga upaya pencegahan dengan edukasi pemerintah kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik, mendaur ulang sampah plastik dengan benar dan lain-lainnya.



Referensi

Erlambang, B. P. D., Oktarianti, R., & Wathon, S. (2019). Mikroorganisme Potensial Sebagai Agen Hayati Pendegradasi Limbah Sampah Plastik. Universitas Jember, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jember, 68121.

Mohan S. K. dan T. Srivastava. (2014). Microbial Deterioration and Degradation of Polymeric Materials. J.Biochem Tech, 2(4): 210-215.

Sutrisnawati NK dan Purwahita AAARM. (2018). Fenomena Sampah dan Pariwisata Bali, Jurnal Ilmu Hospitality Management, 9, 51.

Tyllianakis, E., & Ferrini, S. (2021). Personal Attitudes and Belieds and Willingness to Pay to Reduce Marine Pollution in Indonesia. Marine Pollution Bulletin. 173: 113120. DOI: 10.1016/j.marpolbul.2021.113120.



Penulis    : Sobri Hasto

Editor      : Humas KSEP

Comments

Popular posts from this blog

Kondisi & Pemanfaatan Perairan Gambut di Indonesia

Ikan Sapu-sapu si Perusak Sediment Sungai

Jenis-Jenis Tanaman Bioremediasi Air Limbah