Sumber: Wikipedia |
Eutrofikasi, atau yang bisa disederhanakan sebagai "serbuan nutrien," adalah masalah serius yang perlu menjadi perhatian kita. Ini terjadi ketika perairan tercemar oleh nutrien seperti fosfor dan nitrogen, yang memicu pertumbuhan alga yang berlebihan. Dampaknya sangat merusak kualitas air dan mengganggu ekosistem perairan. Di Indonesia, eutrofikasi menjadi ancaman yang semakin mendesak, terutama di wilayah-wilayah dengan kegiatan pertanian, industri yang padat, dan perkotaan yang ramai. Sungai-sungai dan danau-danau yang memperindah lanskap Indonesia sering kali menjadi korban utama pencemaran. Limbah dari sektor pertanian yang mengandung tinggi fosfor dan nitrogen mencapai perairan, menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan alga yang tak terkendali. Dampaknya tidak hanya mengganggu kualitas air, tetapi juga merusak ekosistem perairan yang rapuh. Selain itu, eutrofikasi memperumit persaingan untuk sumber daya air antara sektor pertanian, perikanan, dan pasokan air minum. Dalam rangkuman, eutrofikasi adalah ancaman yang mendesak bagi keberlanjutan ekosistem perairan dan kesejahteraan manusia di Indonesia.
Eutrofikasi adalah kondisi serius di mana perairan terkontaminasi oleh zat-zat nutrien, terutama fosfor dan nitrogen, yang memicu pertumbuhan alga berlebihan. Hal ini mengakibatkan kerusakan kualitas air dan gangguan dalam ekosistem perairan. Dalam konteks eutrofikasi, nitrogen (N) dan fosfor (P) adalah dua nutrien kunci yang berperan penting dalam memicu dan memperparah proses tersebut. Ketika terdapat tingkat yang berlebihan dari N dan P dalam perairan, dampak eutrofikasi menjadi lebih serius. Kedua nutrien ini merupakan zat makanan esensial untuk pertumbuhan alga dan tanaman air. Ketika konsentrasi N dan P tinggi dalam air, alga dan tanaman air memperoleh pasokan nutrien yang lebih dari cukup, sehingga pertumbuhan mereka meledak. Hasilnya adalah "bloom alga" yang mengganggu kualitas air dan mengancam ekosistem perairan. Ketika alga ini mati dan terurai, oksigen dalam air terkonsumsi oleh proses dekomposisi, menyebabkan hipoksia dan kematian massal ikan. Pertumbuhan alga yang berlebihan juga dapat menghasilkan zat beracun yang membahayakan lingkungan.
Sumber: Google |
Eutrofikasi memiliki dampak yang signifikan, termasuk penurunan kualitas air, kematian massal ikan, gangguan ekosistem, penurunan kegiatan rekreasi, persaingan sumber daya air, kerugian ekonomi, dan ancaman kesehatan manusia.
Salah satu contoh kasus eutrofikasi di Indonesia adalah Eutrofikasi di Sungai Jeneberang di Kabupaten Gowa. Sungai ini memiliki hulu di daerah Bili-Bili dengan muara laut Tanjung Bayang. Sepanjang sungai ini terdapat pemukiman, area persawahan, industri dan pertambangan yang buangannya langsung dialirkan ke sungai. Hal ini menyebabkan peningkatan kesuburan air karena masuknya limbah organik ke dalam badan air.
Penanggulangan eutrofikasi melibatkan tindakan yang bertujuan mengurangi pembebanan nutrien ke perairan dan memulihkan ekosistem perairan. Strategi termasuk manajemen nutrien yang bijak, pengendalian erosi, pelestarian lahan basah, penggunaan teknologi, pendidikan masyarakat, regulasi, pemantauan lingkungan, pemulihan ekosistem, dan kerja sama internasional.
Kesimpulannya adalah eutrofikasi adalah masalah serius di Indonesia yang terjadi ketika perairan terkontaminasi oleh nutrien berlebih, terutama fosfor dan nitrogen. Hal ini memicu pertumbuhan alga berlebihan dan berdampak buruk pada kualitas air dan ekosistem perairan. Terutama di wilayah dengan pertanian aktif, industri padat, dan perkotaan yang ramai, eutrofikasi menjadi ancaman yang semakin mendesak.
Eutrofikasi disebabkan oleh tingginya konsentrasi nitrogen dan fosfor di perairan, yang memicu pertumbuhan alga yang tak terkendali. Dampaknya meliputi penurunan kualitas air, kerusakan ekosistem, kematian massal ikan, dan masalah kesehatan.
Penanggulangan eutrofikasi memerlukan manajemen nutrien yang bijak, pengendalian erosi, pelestarian lahan basah, penggunaan teknologi, pendidikan masyarakat, regulasi ketat, pemantauan lingkungan, pemulihan ekosistem, dan kerja sama internasional. Contoh kasus eutrofikasi di Indonesia, seperti "Kasus Eutrofikasi di sungai Jeneberang" menekankan perlunya kesadaran dan tindakan konkret untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air dan ekosistem di Indonesia.
Referensi
Alfionita, A. N., Patang, & Kaseng, E. (2019). PENGARUH EUTROFIKASI TERHADAP KUALITAS AIR DI SUNGAI JENEBERANG. Jurnal Pendidikan Teknologi Pangan. Volume 5 No 1, 9-23.
Piranti, A. (2019). Pengendalian Eutrofikasi Danau Rawa Pening. Puewokerto: UNSOED Press.
Simbolon, a. r. (2016). PENCEMARAN BAHAN ORGANIK DAN EUTROFIKASI DI PERAIRAN CITUIS PESISIR TANGGERANG. Jurnal Pro-Life. Volume 3 Nomor 2, 109-118.
Penulis : Rifda Humayra
Editor : Humas KSEP