Kondisi & Pemanfaatan Perairan Gambut di Indonesia

 

Sumber : Gurugeografi.id

    Air merupakan suatu komponen penting bagi kehidupan makhluk hidup dimuka bumi ini, tanpa adanya air makhluk hidup tidak bisa hidup. Air mempunyai pernan penting bagi kehidupan sehari hari manusia, baik digunakan untuk kebutuhan pokok seperti untuk dikonsumsi, mandi, & mencuci. Air yang baik digunakan untuk kehidupan sehari-hari manusia harus memenuhi parameter uji kualitas fisik, kimia, & mikrobiologi, dimana umumnya air tersebut tidak berbau, tidak berasa (memliki rasa tawar) & tidak berwarna/jernih. Keberadaan air gambut di indonesia banyak ditemui di wilayah mulai dari daerah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi & Papua. Air gambut biasa terdapat pada dataran rendah baik itu rawa ataupun sungai.

    Perairan Gambut adalah suatu perairan yang memiliki kadar pH asam berkisar angka 3,7-5,3, selain itu juga air gambut mempunyai ciri fisik berwarna merah kecoklatan. Warna merah kecoklatan pada air gambut karena terdapat kandungan organik didalamnya yang terdiri dari partikel koloid bermuatan negatif yang cukup tinggi, kandungan organik berasal dari sisa-sisa pelapukan tumbuhan yang telah mati terurai dengan tanah. Oleh sebab itu perairan gambut bisa dikategorikan tidak layak digunakan untuk konsumsi manusia, karena bila dikonsumsi langsung akan menimbulkan penyakit bagi kesehatan manusia. Sebenarnya air gambut bisa di gunakan untuk keperluan hidup sehari-hari manusia, tetapi perlu dilakukan proses pengolahan seperti dengan menggunakan proses Biosand filter dual media. Dalam proses Biosand filter dual media menggunakan kombinasi proses netralisasi, aerasi, flokulasi-koagulasi, pengendapan dan penyaringan (Widayat et al. 2001). Biosand filter dual media menggunakan bahan-bahan berupa kuarsa, kerikil, arang tempurung, ijuk, kapur & tawas.

    Selain kandungan organik yang terdapat pada perairan gambut ternyata terdapat bakteri yang terkandung didalamnya. Dari hasil proses penelitian isolasi air gambut kemudian dilakukan pengamatan secara morfologi baik meliputi bentuk koloni (shape), bentuk tepi (edge), warna (colour) dan permukaan koloni (elevation). Ditemukan 2 genus bakteri :

    Dari ke dua genus bakteri yang ditemukan pada air gambut, dapat di identifikasi bakteri  Staphylococcus dan bakteri escherichia umumnya tidak berbahaya tetapi bila terdapat pada sumber air yang kita konsumsi dapat menyebabkan infeksi pada kulit seperti gatal-gatal serta infeksi saluran pencernaan seperti mengalami diare ataupun lainnya. Oleh karena itu air gambut yang digunakan untuk kebutuhan hidup manusia perlu dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu agar memenuhi kriteria baku mutu air bersih.


Referensi :

Ismiati, et al. 2020. Isolasi dan Karakteristik Bakteri Pada Air Gambut di Kawasan Desa Sungai Daun Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA), 2(1) Mei 2020: 39-45.

Kiswanto, et al. 2017. Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Bersih Secara Kontinyu Di Desa Peunaga Cut Ujong. Jurnal Litbang Kota Pekalongan. Vol.17 Tahun 2019.

Suhendra, et al. 2012. Analisis Kualitas Air Gambut Dan Keluhan Kesehatan Pada Masyarakat Di Dusun Pulo Gombut Desa Suka Rame Baru Kecamatan Kuala Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012. Sumatera Utara : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan.

Widayat, W.,Said, N.I. 2001. Pengolahan air gambut secara Kontinyu. Jurnal Teknologi Lingkungan . Vol. 2. No.3 : 214-222.


Penulis: Sobri Hasto

Editor: Humas Ksep


Post a Comment

Previous Post Next Post