Jenis-Jenis Tanaman Bioremediasi Air Limbah


Sumber foto: DeviantArt

Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan semua makhluk. Pemafaatan air bagi kehidupan berlaku dalam segala aspek baik untuk minum, mandi, mencuci, memasak dll. Saat ini telah banyak terjadi pencemaran air di berbagai daerah. Pencemaran tersebut dapat memicu masalah lain bagi kehidupan seperti berkurangnya sumber air bersih, dapat menjadi sumber penyakit dll. oleh karena itu diperlukan perbaikan kualitas atau remediasi pada perairan. Salah satu cara memperbaiki kualitas perairan adalah bioremediasi. Bioremediasi merupakan penggunaan makhluk hidup yang telah dipilih untuk ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan kadar polutan tersebut (Priadie 2012).

Pemurnian air secara biologis dapat menggunakan tumbuhan air karena tumbuhan air dapat menyerap unsur hara yang berlebihan. Nitrogen yang masuk ke air limbah umumnya terdiri dari amonia (dalam bentuk NH4+ dan NH4OH). Tingginya kadar amonia di dalam air dapat menyebabkan racun bagi hewan, tetapi amonia tersebut dapat digunakan sebagai sumber nitrogen untuk pertumbuhan tumbuhan air seperti Neomarica gracillis (Iris Air). Tumbuhan air ini mampu menyerap unsur hara dan dapat menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis sehingga dapat digunakan sebagai pembersih air (Yusuf, 2008). Selain iris air, terdapat juga tanaman Mendong (Iris sibirica), Teratai (Nympahea firecrest), Kiambang (Spirodella polyrrhiza) dan Hidrilla (Hydrilla ferticillata).

Tumbuhan memiliki tiga mekanisme dalam bioremediasi air limbah rumah tangga (Mangkoedihardjo, 2010) yaitu:

  1. Fitostabilisasi sebagai proses imobilisasi kontaminan dalam air. Kenaikan kontaminan disebabkan oleh terbawa aliran air tanah melalui pori kapiler. Selain itu, kontaminan naik menuju zona akar disebabkan oleh proses transpirasi tumbuhan sehingga kontaminan terakumulasi dan tidak bergerak keluar dari zona akar.
  2. Rizofiltrasi yang berhubungan dengan adsorpsi atau presipitasi kontaminan yang ada di akar. Proses tersebut terjadi karena adanya perbedaan muatan ion pada air dan ion pada akar. Salah satu senyawa yang diadsorpsi yaitu bikarbonat (CO32-) akan mengikat kation kontaminan misalnya logam-logam atau garam mineral pada perairan. Proses tersebut dipengaruhi oleh pH perairan.
  3. Rizodegradasi dimana terjadi penguraian kontaminan dalam air oleh aktivitas mikroba pada perakaran tanaman air. Mikroba dapat hidup dari pasokan sumber karbon organik dari tumbuhan, asam amino, protein, alkohol, dan vitamin. Zat-zat yang dapat terurai oleh mikroba yang terdapat didalam akar tanaman berupa zat organik. Zat organik yang terurai tersebut dapat terukur sebagai BOD. Kontaminan yang terserap oleh tumbuhan akan dilanjutkan dan terdistribusi ke dalam berbagai organ tumbuhan.proses penyerapan kontaminan pada air limbah berlangsung sejalan dengan aliran transpirasi saat kejadian proses transpirasi.


Peran tanaman dalam remediasi air limbah sanagat berguna untuk memperbaiki kondisi perairan saat ini. Oleh karena itu, kita dapat membantu dengan menanam tanaman tersebut dibeberapa tempat yang diperlukan untuk bioremediasi pencemaran perairan.

 

Referensi:

Mangkoedihardjo S, Ganjar S. 2010. Fitoteknologi Terapan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Priadie B. 2012. Teknik bioremediasi sebagai alternatif dalam upay pengendalian pencemaran air. Jurnal Ilmu Lingkungan 10 (1): 39-49.

Yusuf G. 2008. Bioremediasi limbah rumah tangga dengan sistem simulasi tanaman air. Jurnal Bumi Lestari 8 (2): 136-144.


Penulis: Ziyadatul Hoiroh

Editor: Tim Humas 


Post a Comment

Previous Post Next Post