Seiring dengan perkembangan dunia kesehatan banyak ilmuwan maupun tenaga kesehatan berlomba-lomba untuk mengembangkan dan/atau menemukan metode pengobatan baik konvensional maupun komplementer yang dapat digunakan untuk menyembuhkan pasien dan memajukan dunia kesehatan (Cikulin,2018). Terapi komplementer terdapat 2 jenis yaitu yang paling umum digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi yaitu biologically-based dan mind-body therapies. Di Indonesia sendiri, penggunaan terapi komplementer banyak dilakukan sebagai salah satu terapi alternatif yang memiliki banyak keunggulan yaitu di antaranya selain harganya yang murah dan mudah dilakukan, juga terapi komplementer ini memiliki efek samping yang kecil atau untuk pengobatan (Riska;etc,2019).
Terapi komplementer merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kesehatan. Salah satu contoh dari biologically-based adalah hidroterapi. Hidroterapy merupakan istilah medis yang diadopsi untuk mendeskripsikan air sebagai media pengobatan. Sejarah singkat ditemukannya teknik hidroterapi ini bermula dari dari pemandian Romawi hingga mata air mineral panas, berbagai budaya di seluruh dunia menggunakan air selama berabad-abad untuk mengobati berbagai masalah kesehatan. Pastor Sebastian Kneipp, seorang biarawan Bavaria abad ke-19, secara luas dianggap sebagai bapak hidroterapi modern. Penggunaan air panas dan dingin secara bergantian oleh Kneipp, yang disebut hidroterapi kontras, masih digunakan sampai sekarang. Selama periode yang sama, Vincent Preissnitz mendirikan klinik hidroterapi pertama di Gräfenberg, Jerman sebagai bagian dari gerakan kembali ke alam (naturalisme). Segera setelah itu, hidroterapi dan kegilaan naturalisme menyebar ke Amerika Serikat dan seluruh dunia. Tercatat presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt sering berkunjung ke Saratoga Springs, New York untuk melakukan hidroterapy (David;etc,2009).
Cara kerja dari hidroterapy tersebut adalah meringankan kondisi tingkat stres dan memperbaiki pembengkakan sendi. Hal ini pada gilirannya membantu individu untuk santai yang selanjutnya membantu mengurangi rasa sakit. Hidroterapy mengurangi rasa sakit dengan merangsang produksi endorfin, yang merupakan zat kimia saraf yang memiliki sifat analgesik. Terapi ini juga membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan memperlebar pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan yang mengalami pembengkakan. Perbaikan sirkulasi darah juga memperlancar sirkulasi getah bening sehingga membersihkan tubuh dari racun. Oleh karena itu, orang-orang yang menderita berbagai penyakit seperti rematik, radang sendi, linu panggul, sakit punggung, insomnia, kelelahan, stres, sirkulasi darah yang buruk, nyeri otot, kram, kaku, yang dimana bisa digunakan untuk meringankan masalah tersebut. Pada hidroterapy, air panas dan dingin menyebabkan perubahan fisiologis yang bermanfaat bagi kesehatan manusia (Harnani;etc;2017).
Air panas menyebabkan pembuluh darah melebar, mengaktifkan kelenjar keringat, mengendurkan sendi, dan membuang limbah beracun dari jaringan tubuh. Sedangkan air dingin menyebabkan pembuluh darah menyempit, memindahkan aliran darah menjauh dari area yang bermasalah untuk meredakan peradangan. Membenamkan tubuh ke dalam air dikatakan dapat meredakan nyeri sendi dan cedera otot dengan menangkal gravitasi dan mengurangi tekanan pada sendi atau tubuh secara keseluruhan. Terdapat berbagai peralatan yang digunakan untuk melakukan terapi hidroterapi, termasuk tangki untuk merendam seluruh tubuh, bak khusus tubuh (body-specific tubs), bak mandi pusaran air (whirlpool baths), serta kompres air dingin dan panas (Ferayanti;etc,2017).
Sifat perairan yang digunakan sebagai media terapi yaitu tekanan hidrostatik yang menekan kesegala arah yang dimana tekanan ini bermanfaat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi edema tungkai. Lalu gaya apung (bouyancy) yang membantu menopang berat badan sehingga beban sendi pun berkurang dan menjadi lebih ringan. Aspek ini sangat bermanfaat terhadap penderita nyeri sendi yang di sebabkan artritis, obesitas, kehamilan dan pasca operasi patah tulang. Selanjutnya suhu air hangat yang dimana pada kolam hidrotherapy secara otomatis akan membantu relaksasi otot dan membantu aliran darah yang bermanfaat pada spasme otot. Dan terakhir viskositas air berfungsi sebagai tahanan saat berlatih di air yang berguna untuk melatih kekuatan oto pasien pasca stroke, cedera tulang belakang dan cedera olahraga (Berman;etc,2016).
Pertimbangan untuk pemilihan kawasan perairan yang digunakan sebagai hidrotherapy yaitu karakteristik pemilihan tapak yang pertama syarat dari pemilihan lokasi tempat hidroterapy dimana penempatan lokasi atau daerah harus mempunyai sumber air yang mengandung mineral maupun belerang, Kedua adanya pertimbangan pemilihan lahan dari teori konsep dasar arsitektur organik off the hill yang memiliki arti bahwa bangunan merupakan bagian dari site bukan sekedar bangunan yang ditempatkan diatas site. Sehingga juga mempertimbangkan konsep dasar form follows flow dimana lahan tapak dapat mendukung keunikan bentuk bangunan nantinya dengan menyesuaikan alam yang dinamis atau bangunan yang mengikuti aliran energi dari alam seperti lahan berkontur atau adanya arus air yang mengalir (Kusuma dewi, 2020).
Referensi :
Berman A, Snyder S, Frandsen G. Kozier & Erb’s.2016. fundamentals of nursing concepts, process and practice. Edisi ke-10. Boston: Pearson.
Cikulin-Kulinski K.2018. Physical therapy clinical handbook for PTAs. Edisi ke-3. Burlington: Jones & Bartlett Learning.
David Arnot; etc.2009. Pustaka kesehatan Populer Pengobatan Praktis: perawatan Alternatif dan tradisional, volume 7. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. hlm. 59
Ferayanti NM, Erwanto R, Sucipto A. 2017. The effectiveness Of warm water therapy and deep breathing relaxation in blood pressure. Nurscope J Peneliti dan Pemikir Ilmu Keperawatan: 3(2):38–45. Tersedia pada: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jnm/ article/view/2317/1737
Kusuma Dewi M.2020. Pusat Kecantikan & Spa Hidroterapi. diakses pada tanggal 13 Agustus 2021.http://repository.unika.ac.id/20063/3/14.A1.0030%20MAHARDHIKA%20KUSUMA%20DEWI%20%288.64%29..pdf%20BAB%20II.pdf
Harnani Y, Axmalia A. 2017. Terapi rendam kaki menggunakan air hangat efektif menurunkan tekanan darah pada lanjut usia. KESKOM [Internet]. 3(4):129–32. Tersedia pada: http:// jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/ download/127/119/
Riska P Meiyana,Etc.2019.Pengaruh Hidroterapi dan Relaksasi Benson (Hidroson) terhadap Penurunan Tekanan Darah dan Nadi. Jurnal Penelitian & Pengembangan Kesehatan,Vol.3. No.2. https:// oi org/10. 2435 /jpppk.v3i2.2119.
Penulis : Zara Almyra
Tim editor : Humas KSEP