Alga Bioluminescence
Gambar
diatas merupakan fenomena dari Alga Bioluminescence. Dilansir dari
kompasiana.com, kata bioluminescence terdiri dari dua
bahasa, bio yang artinya hidup dalam bahasa Yunani
dan lumen yang artinya cahaya dalam bahasa Latin. Fenomena
bioluminescence merupakan salah satu peristiwa yang terjadi ketika makhluk
hidup mengalami sebuah reaksi kimia tertentu yang mampu menghasilkan emisi cahaya.
Bioluminescence
ini ditemukan di beberapa hewan laut, seperti alga, bakteri, ubur-ubur hingga
krustasea dan bintang laut. Bioluminescence biasanya berwarna biru, tetapi bisa
juga dapat berwarna kuning , ungu hingga merah. Di dalam laut, bioluminescence
digunakan sebagai cara bertahan hidup untuk membantu organisme menemukan
makanan, bereproduksi, hingga pertahanan seperti kasus bioluminescent algae.
Bioluminescence
mengacu pada cahaya yang dihasilkan oleh reaksi kimia yang berasal dari
organisme hidup. Reaksi kimia yang bereaksi atas energi cahaya ini berkaitan
dengan molekul luciferin, yang menghasilkan cahaya dari tubuh organisme saat
bereaksi dengan oksigen. Meskipun ada berbagai jenis luciferin yang bergantung
pada hewan, beberapa spesies juga menghasilkan katalis yang disebut luciferase
yang membantu mempercepat reaksi kimia.
Warna cahaya yang dihasilkan oleh reaksi kimia adalah hasil dari pengaturan spesifik molekul luciferin. Dinoflagellata menghasilkan cahaya biru menggunakan reaksi luciferin-luciferase, yang sebenarnya terkait dengan klorofil yang ditemukan pada tumbuhan. Reaksi kimia terjadi antara katalis enzim luciferase dan oksigen ketika alga bergesekan saat tersuspensi dalam air. Oksigen mengoksidasi molekul luciferin, sedangkan luciferase mempercepat reaksi dan melepaskan energi berlebih sebagai cahaya tanpa menghasilkan panas.
Bioluminescence
memberikan banyak manfaat dalam kehidupan, mulai dari bidang medis sampai
dengan industri makanan. Organisme laut memang dapat ditemui hampir di semua
lautan, terutama pada teluk dan terumbu karang yang memiliki konsentrasi
nutrisi yang tinggi. Namun, tidak semua lautan memiliki organisme yang
mengalami bioluminescence. Tempat- tempat yang ditinggali organisme tersebut antara
lain Teluk Mosquito (Pulau Vieques, Kepulauan Karibia), Teluk Halong (Vietnam),
Pantai Gili Trawangan (Indonesia), Pulau Vaadhoo (Raa Atoll, Maladewa), Teluk
Toyama (pesisir utara Pulau Honshu, Jepang), Marlin Marina (Cairns, timur laut
Queensland, Australia), dan Teluk Mission (kawasan San Diego, California)
Daftar Pustaka
Gallagher K.
2021. Bioluminescent Algae : Definition, Causes, and Toxicity. Diakses
melalui https://www.treehugger.com/what-is-bioluminescent-algae-5116972 Pada tanggal 3 Mei 2021
Rahmasanti J.
2017. Fenomena Laut Bioluminescence. Diakses melalui https://www.treehugger.com/what-is-bioluminescent-algae-5116972 Pada tanggal 3 Mei 2021
Comments
Post a Comment