Peranan dan Toksisitas Karbon Dioksida Dalam Perairan
Air
merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, namun juga bagi makhkuk
hidup lainnya. Dalam air terkandung berbagai macam unsur-unsur yang membentuk
suatu unit yang saling berkaitan dan sangat berpengaruh terhadap sifat dan
kualitas air itu sendiri, salah satunya yaitu karbon dioksida (CO2).
CO2 terbentuk dalam air karena proses dekomposisi (oksidasi) zat
organik oleh mikroorganisme. Umumnya juga terdapat dalam air yang telah
tercemar. Karbondioksida dalam perairan juga dapat berasal dari difusi
atmosfer, air hujan, air yang melewati tanah organik, dan respirasi tumbuhan
dan hewan, serta bakteri aerob dan anaerob.
Sebagaimana
halnya gas oksigen, maka gas CO2 juga merupakan senyawa kimia penunjang
utama kehidupan. Berikut adalah peranan CO2 dalam air ekosistem
perairan :
- Bahan
utama fotosintesis
Karbondioksida merupakan unsur utama dalam proses fotosintesis yang dibutuhkan oleh fitoplankton dan tumbuhan air. Keberadaan karbondioksida diperairan sangat dibutukan oleh tumbuhan baik yang besar maupun yang kecil untuk proses fotosintesis.
- Mempengaruhi
pH air
Di dalam air laut, CO2 bereaksi dengan molekul air menjadi asam karbonat dengan memberi ion hidrogen kepada air sehingga air bersifat asam, Dengan demikian, pH air menurun seiring bertambahnya kandungan CO2 dan pH air akan meningkat jika CO2 dalam air berkurang.
- Proses
pegapuran dan pembentukan kulit binatang laut
Asam
karbonat (H2CO3) yang terbentuk dari reaksi antara
molekul air dan karbon dioksida kemudian mengalami dehidrasi menjadi ion
karbonat. Ion karbonat inilah yang dimanfaatkan oleh karang maupun alga
berkapur untuk pertumbuhannya serta oleh beberapa binatang laut untuk
pembentukan kulitnya.
Siklus biologis karbon dioksida dalam
air laut
d. Indikator kualitas perairan
Kadar karbon dioksida dalam perairan dapat menjadi parameter kualitas perairan tersebut. Kadar karbondioksida (CO2) yang baik bagi organisme perairan yaitu kurang lebih 15 mg/l. Kadar oksigen lebih dari angka tersebut dapat mengindikasikan bahwa perairan tersebut sudah tidak baik untuk menunjang kehidupan didalamnya dan perairan tersebut mungkin saja mengalami pencemaran.
Meskipun peranan CO2 sangat besar bagi kehidupan organisme air, ketersediaan CO2 dalam perairan harus dalam jumlah yang pas. Dalam keadaan tertentu, misalnya perairan yang tercemar oleh bahan-bahan organik maka kadar CO2 bebas menjadi tinggi sehingga dapat bersifat racun terhadap ikan dan organisme laut lainnya. CO2 yang lebih akan menurunkan kadar oksigen terlarut sehingga dapat sangat membahayakan karena menghambat pengikatan oksigen dan berujung pada kematian berbagai organisme. Keracunan ini terjadi karena CO2 bereaksi dengan haemoglobin, sehingga organisme mengalami sesak nafas dan akhirnya mati lemas. Dampak lain dari kelebihan CO2 dalam air adalah dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku beberapa biota karena gangguan fungsi syaraf dan sensoriknya.
Selain
itu, seperti yang sudah disebutkan bahwa CO2 juga dapat mempengaruhi
pH air. CO2 yang berlebih akan semakin membuat perairan menjadi
asam. Pengasaman menggeser kesetimbangan kimia karbonat dalam air laut,
mengurangi pH dan konsentrasi ion karbonat yang tersedia untuk karang dan
pengukur laut lainnya untuk digunakan untuk membangun kerangka mereka.
Daftar Pustaka
Al Idrus, S. W. (2018). Analisis kadar karbon dioksida di Sungai Ampenan Lombok. Jurnal Pijar Mipa, 13(2), 167-170.
Sahabuddin, S., Khaeriyah, A., & Chadijah, A. (2014). Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Karbondioksida (CO2) terhadap Pertumbuhan Populasi dan Performansi Fitoplankton Adopsi (Emiliania Huxleyi Sp) Skala Laboratorium. Octopus: Jurnal Ilmu Perikanan, 3(2), 309-319.
Susana, T.
(1988). Karbon dioksida. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi–Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Comments
Post a Comment