Plankton
merupakan biota air berupa hewan atau tumbuhan
yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang dalam air yang berukuran mikroskopis yang pergerakan tubuhnya terbatas
tergantung pada arus. Plankton dibedakan menjadi 2 jenis yaitu fitoplankton
yang memiliki klorofil untuk fotosintesis, dan
juga ada zooplankton yang ukurannya lebih besar dari fitplankton namun
tidak dapat berfotosintesis. Lalu ada pula yang berdasarkan ukuran yang dibedakan
menjadi 7 jenis yaitu femtoplankton
(<0,2 mikrometer), pikoplankton (0,2-2 mikrometer), nanoplankton (2-10
mikrometer), mikroplankton (20-200 mikrometer), mesoplankton (0,2-20
milimeter), makroplankton (2-20 cm), dan
megaplankton (2-10 cm). Meskipun rata-rata
ukuran planton relatif sangat kecil, namun plankton memiliki peranan yang
penting bagi kehidupan.
Jika
kita memabahas tentang plankton, pasti yang sering kita dengar adalah
peranannya terhadap peraian. Nyatanya, plankton juga bisa berperan dibidang
non-perairan diantaranya:
1.
Asterionella japonica dan Asterionella
notate
Senyawa antibakteri yang disebut komplek sarganin diperoleh dari ekstrak ether alga coklatSargassum natans, alga merah Chondria littoralis dan lain-lain dengan cara fraksionasi dalam kolom alumina dan dengan cara kromatografi lapisan. Komponen utamanya berupa asam mudah-menguap yang bersifat menghambat bakteri, jamur dan sel tumor, tetapi tidak beracun bagi hewan pengerat. Substansi penghambat bakteri, seperti Staphylcoccus aureus, telah diekstrak dengan kloroform-metanol (perbandingan 2:1) dari diatom Asterionella japonica. Substansi ini memiliki asam lemak berantai panjang dengan lima ikatan ganda.
2. Spirulina
Di bidang kesehatan, Spirulina banyak
ditemukan di obat-obatan herbal. Micro Blue Green Algae (ganggang biru hijau mikro) adalah tumbuhan laut
yang terdiri dari sekitar 6000 spesies. Dari 6000 spesies
itu, Spirulina
pacifica adalah spesies yang terbaik. Spirulina pacifica mengandung
berbagai macam antioksidan, dari antioksidan biasa hingga antioksidan terbaik :
Betakaroten, Klorofil, Xantofil, Fikosianin, C-Axantin dan SOD (Superoxide
Dismutase). Dimana beberapa manfaatnya adalah
·
Radikal bebas yang berlebihan dan
cadangan antioksidan yang sedikit memudahkan timbulnya sel kanker
· Sumber radikal bebas adalah toksin atau bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang tercemar, air yang tercemar dan udara yang tercemar; menyebabkan kerusakan sel membran dan inti sel (DNA). Jika berlebihan mengakibatkan mudah sekali terjadi mutasi gen yang akhirnya menjadi sel kanker.
3. Foraminifera
kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
4.
Acanthometron dan Collosphaera
kerangkanya dari kersik, jika mengendap di dasar
laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok
alat-alat rumah tangga dan bahan peledak.
DAFTAR
PUSTAKA
Nontji, A. 2008. Plankton
Kelautan. Jakarta : LIPI Press.
Wiadnyana, NN. 2006. Peranan Plankton Dalam Ekosistem Perairan : Indoneisa, Lautan Red Tide.
Jakarta. LIPI
Basmi, H. 2000 . Plankton Sebagai Indicator Kualitas Perairan dan
Peranan Plankton DI Perairan. Bogor. Institut Pertanian Bogor
Resiana,T. 2017.
Peranan Plankton Bagi Kehidupan Manusia. Universitas Maritim Raja Ahli Haji. Tanjungpinang