Eutrofikasi
Air bersih merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi seluruh makhluk hidup. Dengan air bersih manusia dapat memanfaatkannnya untuk kebutuhan sehari-hari, seperti konsumsi, mencuci, mandi, dll. Kita ketahui bahwa 80% tubuh manusia merupakan air. Rata-rata kebutuhan air yaitu sebesar 60 L/orang/hari dan diperkirakan setiap harinya kebutuhan air bersih ini akan meningkat dari tahun ke tahun seiring bertambahnya populasi manusia (Pitoyo dan Mohammad, 2014). Dapat dibayangkan jika di bumi ini kekurangan air bersih maka dapat dipastikan banyak makhluk hidup yang mengalami kematian.
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari manusia pasti akan menghasilkan sisa/limbah, sayangnya limbah tersebut menjadi pemicu timbulnya pencemaran lingkungan. Salah satu diantaranya adalah pencemaran air seperti, limbah cair yang berasal dari sisa–sisa operasional pabrik yang memiliki kandungan zat beracun serta logam–logam berat, limbah rumah tangga seperti sisa detergen, dan limbah pertanian yang dihasilkan dari penggunaan pupuk, pestisida, atau bahan organik lainnya secara berlebihan.
Limbah-limbah tersebut, akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Eutrofikasi adalah pencemaran air yang disebabkan karena munculnya nutrisi yang berlebih pada ekosistem air (https://rimbakita.com/eutrofikasi/). Nutrisi yang berlebihan tersebut akan terbawa oleh air hujan dan ditampung oleh danau ataupun sungai dan terjadipengendapan, sehingga membuat kandungan zat hara di suatu perairan meningkat. Akibat meningkatnya zat hara dalam perairan membuat alga atau ganggang, eceng gondok, dan tumbuhan sejenis lainnya tumbuh dengan sangat subur yang disebut dengan blooming algae.
Permukaan air yang tertutup oleh tumbuhan air dapat berakibat pada berkurangnya keanekaragaman akuatik, sepertiikan dan organisme lainnya. Tumbuhan air tersebut menyebabkan menurunnya konsentrasi oksigen terlarut dalam air, serta dapat menurunkan nilai estetika danau dan lingkungan sekitar karena bau tidak sedap yang ditimbulkan serta pemandangan yang kurang enak dipandang.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya eutrofikasi adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan pupuk organik.
2. Menggunakan parasitoid untuk menghilangkan hama.
3. Tidak membuang limbah apapun ke sungai/danau.
4. Perencanaan AMDAL secara matang bagi perusahaan dan pabrik yang berada di dekat sungai/danau.
Daftar pustaka: